Abu Qilabah, Sahabat Nabi yang Paling Sabar
Nabi Muhammad SAW memiliki banyak sahabat yang dikenal akan kesabarannya, salah satunya adalah Abu Qilabah. Ia terkenal sebagai sahabat yang paling sabar dan sering meriwayatkan hadis. Dalam Sunan At Tirmidzi disebutkan bahwa Abu Qilabah memiliki nama asli Abdullah bin Zaid al-Jarmi dan memiliki paman bernama Abu Muhallab.
Salah satu hadis yang diriwayatkan Abu Qilabah adalah tentang Dajjal, di mana Rasulullah SAW bersabda bahwa Dajjal akan mengatakan "Aku adalah tuhan kalian" dan siapa saja yang mengatakan "kamu bukan tuhanku, melainkan Allah Tuhanku, kepada-Nyalah kami bertawakal dan kembali serta berlindung dari kejahatanmu (Dajjal), ia (Dajjal) tidak akan mempunyai kekuatan terhadapnya." (HR Ahmad)
Abu Qilabah adalah sahabat nabi terakhir yang juga sahabat Ibnu Abbas. Meski pernah dimintai oleh khalifah untuk menjadi seorang hakim, ia menolak tawaran tersebut.
Kisah kesabaran Abu Qilabah juga diabadikan dalam buku Solusi Masalah dengan Qur'an karya Abu Alwi bin Nasrudin bin Sudir dari riwayat Abdullah bin Muhammad. Kisah itu menceritakan ketika Abdullah bin Muhammad berada di daerah perbatasan di Mesir, ia menemukan sebuah kemah kecil yang menunjukkan pemiliknya adalah orang yang sangat miskin.
Ketika bertemu dengan pemilik kemah tersebut, ia melihat bahwa laki-laki tersebut buntung di tangan dan kaki, sulit mendengar, buta, dan hanya memiliki kemampuan berbicara. Namun, laki-laki tersebut selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT.
Abu Qilabah kemudian bertanya kepada pemilik kemah tersebut, "Nikmat Allah mana yang engkau syukuri?" Laki-laki itu menjawab, "Seandainya Allah datangkan lautan, niscaya laut tersebut akan menenggelamkanku atau gunung api yang pasti aku akan terbakar atau dijatuhkan langit kepadaku yang pasti akan meremukkanku. Aku tidak akan mengatakan apapun kecuali rasa syukur."
Laki-laki tersebut juga menceritakan bahwa ia memiliki anak yang selalu menuntunnya ke masjid dan menyuapinya, tetapi anaknya tidak kembali selama tiga hari. Abu Qilabah menawarkan bantuan untuk mencari anak tersebut. Setelah beberapa saat mencari, Abdullah bin Muhammad menemukan jenazah anak itu yang telah diterkam singa.
Abu Qilabah menghibur pemilik kemah dengan menceritakan kisah Nabi Ayyub AS yang sabar dalam menghadapi cobaan dari Allah SWT. Pemilik kemah tersebut mengakui mengetahui kisah itu dan bahwa Nabi Ayyub AS tetap sabar meski diuji dengan berbagai musibah.
Kisah tersebut menunjukkan kesabaran Abu Qilabah dalam menghadapi ujian hidup yang berat dan tidak merasa putus asa dalam menjalani kehidupannya. Meski menderita banyak kekurangan fisik, ia tetap bersyukur atas nikmat yang masih ada, yaitu lisan yang dapat berzikir dan bersyukur. Selain itu, ia juga mengajarkan kita untuk selalu berlapang dada dalam menghadapi cobaan hidup dan senantiasa mengikhlaskan segala sesuatu kepada Allah SWT.
Abu Qilabah merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang dihormati karena kesabarannya. Ia adalah sosok yang banyak meriwayatkan hadits dan dikenal sebagai sahabat terakhir dari Ibnu Abbas. Meski ditawari untuk menjadi seorang hakim oleh khalifah, ia menolak dan lebih memilih untuk hidup sederhana.
Kisah kesabaran Abu Qilabah di atas juga menunjukkan betapa kuatnya iman dan keimanan Abu Qilabah dalam menghadapi cobaan hidup yang begitu berat. Dalam kondisi yang sulit dan penuh keterbatasan, ia tetap mampu bersyukur dan menghadapi semua ujian dengan sabar.
Kita dapat mengambil pelajaran dari kisah ini untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang Allah SWT berikan dan menghadapi setiap ujian dengan kesabaran dan keteguhan iman yang tinggi.