Kisah Kesalahan Nabi Adam dan Hawa: Pelajaran Berharga Bagi Umat Manusia
Salah satu kisah awal kehidupan manusia dimulai dari kisah kesalahan. Seperti yang diketahui, Nabi Adam dan Hawa diturunkan ke bumi karena tidak bisa menghindari tipu muslihat Iblis. Mereka mendekati pohon terlarang dan mencicipi buah yang Allah larang. Ini menyebabkan segala kenikmatan yang Allah berikan pada mereka ketika tinggal di surga dicabut seketika.
Nabi Adam mengakui kesalahannya dan menerima serta menjalankan ketetapan Allah padanya. Ia tidak menyalahkan Iblis yang telah menipunya. Adam juga tidak meratapi nasibnya. Sebaliknya, ia memohon ampun kepada Allah dan terus memperbaiki diri. Cara ini memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi umat manusia.
Kisah Nabi Adam dan Hawa diceritakan dalam Al-Quran Surah Al-A'raf ayat 22. Saat mereka mencicipi buah terlarang, Allah berseru kepada mereka sebagai bentuk peringatan dan teguran. Dalam kitab Tafsir al-Qurthubi dijelaskan bahwa Allah berfirman, "Bukankah telah dibebaskan bagimu memilih seluruh dedaunan di dalam surga ini daripada hanya satu pohon tersebut?" Nabi Adam menjawab, "Demi kemuliaan Engkau, benar. Akan tetapi, aku sama sekali tidak menyangka akan ada makhluk Engkau yang bersumpah atas nama-Mu padahal dia berbohong."
Iblis menguatkan sumpahnya dengan perkataannya, "Sesungguhnya aku diciptakan sebelum kalian berdua dan aku lebih tahu daripada kalian berdua. Ikutilah nasihatku, maka kalian akan mendapat petunjuk." Karena bisikan disertai sumpah yang mengatasnamakan Allah, Iblis berhasil menipu Nabi Adam dan Hawa.
Allah memberikan hukuman kepada Nabi Adam dan istrinya, namun hal ini tidak membuat mereka memilih jalan pembangkangan ataupun pengingkaran. Sebaliknya, mereka semakin menyandarkan diri kepada Tuhannya dan meminta ampunan atas kesalahan mereka. Doa yang mereka panjatkan ini kemudian menjadi doa yang sangat sering kita baca sehari-hari, yang tercantum dalam Surah Al-A'raf ayat 23.
Dalam ayat tersebut, Nabi Adam dan Hawa mengakui kesalahan mereka dan memohon ampun kepada Allah. Mereka juga menyatakan bahwa mereka telah menganiaya diri mereka sendiri dan merasakan penderitaan batin mereka. Mereka meminta agar Allah mengampuni dosa mereka dan memberi petunjuk serta hidayah sehingga mereka bisa hati-hati dan tidak merugi.
Kisah ini memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi umat manusia. Kita harus mengakui kesalahan kita, memohon ampun kepada Allah, dan terus memperbaiki diri. Kita juga harus hati-hati agar tidak terjebak dalam tipu muslihat setan yang selalu menggoda kita untuk melakukan perbuatan yang salah.