Pencatatan Jurnal Penjualan Aset atau Aktiva Tetap
Pencatatan jurnal penjualan aset tetap atau aktiva tetap dapat dilakukan dengan beberapa langkah berikut:
Menentukan nilai buku aset tetap yang akan dijual.
Nilai buku aset tetap merupakan selisih antara nilai aset tetap dan akumulasi penyusutan yang telah dilakukan sebelumnya.
Nilai buku aset tetap dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Nilai Buku = Nilai Aset Tetap - Akumulasi Penyusutan
Nilai Aset Tetap merupakan nilai awal atau harga perolehan dari aset tetap tersebut, sedangkan Akumulasi Penyusutan adalah jumlah penyusutan yang telah diakumulasi pada aset tetap tersebut hingga saat ini.
Contoh perhitungan:
Jika suatu perusahaan memiliki aset tetap berupa mesin seharga Rp 100.000.000 dan telah mengalami akumulasi penyusutan sebesar Rp 30.000.000, maka nilai buku aset tetap tersebut adalah sebagai berikut:
Nilai Buku = 100.000.000 - 30.000.000
Nilai Buku = 70.000.000
Dalam contoh di atas, nilai buku aset tetap yang akan dijual adalah sebesar Rp 70.000.000.
Mencatat nilai penjualan aset tetap di jurnal umum dengan menggunakan akun "Kas" dan "Aset Tetap" atau "Aktiva Tetap".
Debit akan dicatat di akun Kas, sementara kredit akan dicatat di akun Aset Tetap atau Aktiva Tetap.
Untuk mencatat penjualan aset tetap di jurnal umum, digunakan akun "Kas" dan "Aset Tetap" atau "Aktiva Tetap". Debit akan dicatat di akun "Kas" karena kas akan meningkat sebagai hasil dari penjualan aset tetap, sedangkan kredit akan dicatat di akun "Aset Tetap" atau "Aktiva Tetap" karena nilai aset tetap tersebut akan berkurang setelah dijual.
Contoh pencatatan jurnal penjualan aset tetap:
Diasumsikan perusahaan XYZ menjual sebuah kendaraan seharga Rp 50.000.000, dimana nilai buku kendaraan tersebut sebelumnya adalah Rp 40.000.000.
Penjualan aset tetap dicatat di jurnal umum sebagai berikut:
Dari pencatatan di atas, dapat dilihat bahwa penjualan kendaraan di kreditkan ke akun "Aktiva Tetap kendaraan" untuk mengurangi nilai buku kendaraan tersebut, sedangkan keuntungan penjualan kendaraan di kreditkan ke akun "Keuntungan penjualan kendaraan" karena harga jual lebih tinggi dari nilai buku aset tersebut. Sedangkan pada debit dicatat di akun "Kas" untuk mencatat penerimaan kas sebesar Rp 50.000.000.
Mencatat selisih antara nilai buku aset tetap dan harga jual di jurnal umum dengan menggunakan akun "Kerugian Penjualan Aset Tetap" atau "Keuntungan Penjualan Aset Tetap"
Jika harga jual lebih rendah dari nilai buku, maka dicatat sebagai kerugian penjualan aset tetap dengan debet pada akun "Kerugian Penjualan Aset Tetap" dan kredit pada akun "Aset Tetap".
Sebaliknya, jika harga jual lebih tinggi dari nilai buku, maka dicatat sebagai keuntungan penjualan aset tetap dengan debet pada akun "Kas" dan kredit pada akun "Keuntungan Penjualan Aset Tetap".
Setelah mencatat penjualan aset tetap di jurnal umum, selisih antara harga jual dan nilai buku harus dicatat sebagai keuntungan atau kerugian penjualan aset tetap.
Jika harga jual lebih rendah dari nilai buku, maka dicatat sebagai kerugian penjualan aset tetap dengan debet pada akun "Kerugian Penjualan Aset Tetap" dan kredit pada akun "Aset Tetap". Sedangkan jika harga jual lebih tinggi dari nilai buku, maka dicatat sebagai keuntungan penjualan aset tetap dengan debet pada akun "Kas" dan kredit pada akun "Keuntungan Penjualan Aset Tetap".
Contoh pencatatan jurnal untuk selisih keuntungan atau kerugian penjualan aset tetap:
Dari contoh di atas, perusahaan XYZ menjual sebuah kendaraan seharga Rp 50.000.000, dimana nilai buku kendaraan tersebut sebelumnya adalah Rp 40.000.000. Dalam hal ini, perusahaan XYZ akan mencatat keuntungan penjualan aset tetap karena harga jual lebih tinggi dari nilai buku aset tersebut.
Pencatatan jurnal untuk selisih keuntungan penjualan aset tetap adalah sebagai berikut:
Dalam pencatatan di atas, selisih keuntungan penjualan aset tetap sebesar Rp 10.000.000 dicatat sebagai kredit pada akun "Keuntungan penjualan kendaraan". Sedangkan pada debit dicatat pada akun "Kas" untuk mencatat penerimaan kas sebesar Rp 50.000.000.
Namun, jika harga jual lebih rendah dari nilai buku, maka selisih tersebut akan dicatat sebagai kerugian penjualan aset tetap. Contohnya jika harga jual kendaraan tersebut hanya Rp 30.000.000, maka perusahaan akan mencatat kerugian penjualan sebesar Rp 10.000.000.
Pencatatan jurnal untuk selisih kerugian penjualan aset tetap adalah sebagai berikut:
Dalam pencatatan di atas, selisih kerugian penjualan aset tetap sebesar Rp 10.000.000 dicatat sebagai debet pada akun "Kerugian penjualan kendaraan", sedangkan pada kredit dicatat pada akun "Aktiva Tetap kendaraan" untuk mengurangi nilai buku kendaraan tersebut. Pada debit dicatat di akun "Kas" untuk mencatat penerimaan kas sebesar Rp 30.000.000
Mencatat pajak penghasilan yang timbul dari penjualan aset tetap di jurnal umum dengan menggunakan akun "Pajak Penghasilan"
Jika terdapat pajak penghasilan yang timbul dari penjualan aset tetap, maka harus dicatat di jurnal umum dengan menggunakan akun "Pajak Penghasilan". Pajak penghasilan yang harus dibayarkan bisa berasal dari selisih antara harga jual dengan nilai buku aset tetap, atau dari keuntungan yang diperoleh dari penjualan aset tetap.
Pencatatan jurnal untuk pajak penghasilan yang timbul dari penjualan aset tetap adalah sebagai berikut:
Keuntungan penjualan kendaraan Rp 10.000.000 Pajak Penghasilan Rp 2.000.000
Dalam pencatatan di atas, selisih keuntungan penjualan aset tetap sebesar Rp 10.000.000 dicatat sebagai kredit pada akun "Keuntungan penjualan kendaraan". Sedangkan pajak penghasilan sebesar Rp 2.000.000 dicatat sebagai debet pada akun "Pajak Penghasilan" dan kredit pada akun "Kas".
Namun, perlu diingat bahwa besarnya pajak penghasilan bisa bervariasi tergantung dari kebijakan pemerintah dan kondisi keuangan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan perlu menyesuaikan pencatatan jurnal sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
Mencatat biaya yang terkait dengan penjualan aset tetap di jurnal umum dengan menggunakan akun "Biaya Penjualan"
Biaya yang terkait bisa berupa biaya iklan, biaya pengiriman, biaya notaris, dan sebagainya. Debet akan dicatat pada akun "Biaya Penjualan" dan kredit akan dicatat pada akun "Kas".
Benar, biaya yang terkait dengan penjualan aset tetap harus dicatat di jurnal umum dengan menggunakan akun "Biaya Penjualan". Biaya tersebut bisa berupa biaya iklan, biaya pengiriman, biaya notaris, dan sebagainya.
Pencatatan jurnal untuk biaya yang terkait dengan penjualan aset tetap adalah sebagai berikut:
Dalam pencatatan di atas, biaya penjualan sebesar Rp 2.000.000 dicatat sebagai debet pada akun "Biaya Penjualan" dan kredit pada akun "Kas".
Namun, perlu diingat bahwa besarnya biaya yang terkait dengan penjualan aset tetap bisa bervariasi tergantung dari jenis aset yang dijual dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan perlu menyesuaikan pencatatan jurnal sesuai dengan kondisi keuangan dan operasional perusahaan.
Dengan melakukan pencatatan jurnal penjualan aset tetap atau aktiva tetap dengan benar, perusahaan dapat memantau keuangan dengan lebih baik dan memastikan bahwa transaksi yang terjadi telah tercatat dengan tepat.