10 Contoh Aktivitas Arus Kas Operasional Dalam Suatu Bisnis
Berikut ini beberapa contoh aktivitas arus kas operasional dalam suatu bisnis:
Penerimaan kas dari penjualan produk atau jasa kepada pelanggan
Penerimaan kas dari penjualan produk atau jasa penting dalam meningkatkan arus kas operasional positif, karena hal ini menunjukkan bahwa bisnis dapat menghasilkan pendapatan dari aktivitas operasionalnya. Bisnis yang mampu menjual produk atau jasa secara konsisten dan memiliki arus kas operasional yang positif, dapat membantu bisnis untuk tumbuh dan mengembangkan diri dengan lebih baik.
Penerimaan kas dari pengembalian piutang dagang
Dalam bisnis, pengembalian piutang dagang dapat terjadi ketika pelanggan melakukan pembayaran terhadap tagihan yang belum dibayar atau melakukan pengembalian barang yang telah dibeli sebelumnya. Penerimaan kas dari pengembalian piutang dagang merupakan hal yang positif, karena hal ini menunjukkan bahwa bisnis dapat mengumpulkan uang yang sebelumnya belum dibayarkan oleh pelanggan.
Penerimaan kas dari pengembalian piutang dagang dapat membantu meningkatkan arus kas operasional positif dan memperkuat posisi keuangan bisnis, sehingga bisnis dapat menjaga likuiditasnya dan memastikan kelangsungan operasional bisnis dalam jangka panjang.
Pembayaran kas untuk membeli bahan baku atau barang yang diperlukan dalam proses produksi
Pembayaran kas untuk membeli bahan baku atau barang yang diperlukan dalam proses produksi juga merupakan contoh aktivitas arus kas operasional dalam suatu bisnis. Ketika bisnis membeli bahan baku atau barang yang dibutuhkan untuk memproduksi produk atau jasa, maka hal ini menjadi pengeluaran kas operasional.
Dalam bisnis, pembayaran kas untuk membeli bahan baku atau barang yang diperlukan dalam proses produksi merupakan pengeluaran kas yang signifikan. Bisnis harus memastikan bahwa pembelian tersebut dilakukan dengan harga yang kompetitif dan kualitas yang baik agar dapat memenuhi kebutuhan produksi dan menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas.
Pembayaran kas untuk membeli bahan baku atau barang yang diperlukan dalam proses produksi dapat mempengaruhi arus kas operasional bisnis secara signifikan. Jika bisnis dapat membeli bahan baku dengan harga yang kompetitif dan menjalankan operasi bisnis dengan efisien, maka hal ini dapat meningkatkan arus kas operasional positif dan memperkuat posisi keuangan bisnis. Namun, jika bisnis tidak dapat mengelola pembelian bahan baku dengan baik, maka hal ini dapat mengurangi arus kas operasional dan membahayakan kelangsungan bisnis dalam jangka panjang.
Pembayaran kas kepada pemasok atau vendor atas barang atau jasa yang telah diterima
Pembayaran kas kepada pemasok atau vendor atas barang atau jasa yang telah diterima termasuk dalam arus kas operasional. Hal ini dikategorikan sebagai pengeluaran untuk mempertahankan dan menjalankan operasi bisnis. Jumlah yang dibayarkan dapat dihitung sebagai pengeluaran langsung yang berkaitan dengan penjualan produk atau jasa.
Pembayaran gaji dan tunjangan karyawan
Pembayaran gaji dan tunjangan karyawan termasuk dalam arus kas operasional. Biaya ini merupakan pengeluaran langsung yang dibutuhkan untuk menjalankan operasi bisnis dan mempertahankan karyawan agar tetap bekerja. Pembayaran gaji dan tunjangan karyawan dapat dihitung sebagai pengeluaran langsung dari penjualan produk atau jasa karena karyawan biasanya terlibat dalam memproduksi dan menjual produk atau jasa tersebut.
Penerimaan kas dari investasi lain yang terkait dengan aktivitas operasional seperti dividen atau bunga bank
Penerimaan kas dari investasi lain yang terkait dengan aktivitas operasional seperti dividen atau bunga bank dapat dianggap sebagai arus kas operasional jika aktivitas tersebut merupakan bagian dari aktivitas operasional utama dari bisnis tersebut. Sebagai contoh, jika bisnis tersebut adalah sebuah bank, maka penerimaan bunga bank dari pinjaman yang diberikan dapat dianggap sebagai arus kas operasional. Namun, jika bisnis tersebut adalah perusahaan manufaktur, maka penerimaan dividen atau bunga bank tidak termasuk dalam arus kas operasional, melainkan termasuk dalam arus kas dari aktivitas investasi.
Pembayaran pajak penghasilan badan dan pajak lainnya
Pembayaran pajak penghasilan badan dan pajak lainnya termasuk dalam arus kas operasional karena merupakan bagian dari biaya operasional bisnis. Pajak penghasilan badan, pajak pertambahan nilai (PPN), dan pajak lainnya dapat mempengaruhi arus kas operasional dengan mengurangi pendapatan kas bersih yang tersedia. Oleh karena itu, pembayaran pajak termasuk dalam kategori pengeluaran kas operasional.
Penerimaan kas dari royalti atau hak atas paten, merek dagang, dan hak cipta
Penerimaan kas dari royalti atau hak atas paten, merek dagang, dan hak cipta adalah contoh arus kas operasional. Ini terjadi ketika bisnis menerima pembayaran dari pihak lain yang menggunakan hak atas paten, merek dagang, atau hak ciptanya. Penerimaan kas ini dianggap sebagai arus kas operasional karena terkait dengan aktivitas operasional bisnis tersebut.
Pembayaran kas untuk biaya operasional
Pembayaran kas untuk biaya operasional seperti biaya sewa, listrik, air, dan telepon termasuk dalam arus kas operasional. Biaya-biaya tersebut merupakan biaya yang dikeluarkan dalam rangka menjalankan operasi bisnis secara rutin. Pembayaran kas untuk biaya-biaya tersebut akan memengaruhi arus kas operasional perusahaan, karena merupakan biaya operasional yang dikeluarkan untuk menjalankan bisnis. Semakin efisien pengelolaan biaya-biaya operasional, maka semakin besar kemungkinan terciptanya arus kas operasional yang positif.
Penerimaan kas dari penjualan aset yang tidak terkait dengan aktivitas investasi
Penerimaan kas dari penjualan aset yang tidak terkait dengan aktivitas investasi atau pendanaan seperti penjualan mesin atau kendaraan yang tidak diperlukan lagi termasuk dalam arus kas operasional. Hal ini karena penjualan aset tersebut tidak terkait dengan aktivitas investasi atau pendanaan, melainkan dengan operasional bisnis. Penerimaan kas dari penjualan aset tersebut dapat meningkatkan arus kas operasional bisnis dan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan bisnis. Contoh seperti penjualan mesin atau kendaraan yang tidak diperlukan lagi.